Pohon Dewandaru

 

 

Selama ini, telah berkembang banyak mitos seputar pohon dewandaru. Ada yang mengatakan bahwa pohon ini memiliki kekuatan ghaib. Bahkan, kayu dewandaru kerap diolah menjadi aneka produk kerajinan seperti tasbih dan tongkat. Keduanya juga sudah jadi oleh-oleh khas dari Pulau Karimunjawa, Jawa Tengah, yang dianggap bertuah atau memiliki kekuatan magis.

 

Klaim akan tuah dari kayu dewandaru ini sedikit banyak mengaburkan manfaat aslinya yang sangat beragam. Pohon ini sendiri termasuk kelompok tanaman perdu setinggi 5 meter, walau ada juga yang dapat mencapai tinggi 8 meter. Batangnya tegak berkayu dengan bentuk bulat serta warna cokelat. Akar tumbuhannya berwarna cokelat serta termasuk dalam akar tunggang.

 

Daun pohon dewandaru berwarna hijau dan termasuk daun tunggal, berbentuk lonjong, tersebar dan memiliki ujung serta pangkal yang meruncing. Tepi daunnya rata serta memiliki pertulangan yang menyirip sepanjang lebih dari 5 cm dan lebar kira-kira 4 cm. Tumbuhan ini berbunga tunggal dengan kelamin ganda, di mana terdapat benang sari dan putik sekaligus.

 

Kelopak bunganya sendiri berjumlah antara 3 – 5 buah, dengan benang sari yang banyak dan warnanya putih. Putiknya berbentuk silinder dengan mahkota bunga mirip kuku berwarna kuning. Buahnya sendiri adalah buah buni bulat berdiameter kira-kira 1.5 cm dan warnanya merah. Daunnya adalah bagian yang paling sering digunakan untuk mengobati aneka penyakit.

 

Dewandaru sendiri merupakan tanaman yang berasal dari familiki Myrtaceae dan nama ilmiahnya adalah Eugenia uniflora, L. Sinonimnya antara lain adalah Eugenia zeylanica, Eugenia michelii, Lam dan Eugenia oblongifolia. Tumbuhan ini terutama berasal dari pantai timur Amerika Selatan yang iklimnya tropis, seperti Guyana Prancis, Brasil hingga Suriname.

 

Pohon dewandaru juga bisa ditemukan di Argentina, Uruguay, Paraguay serta negara-negara Karibia. Nama yang dikenal dari tanaman ini ialah suriname cherry, pitanga, cayenne cherry, cerisier carre serta brazilian cherry. Nama-nama lainnya adalah vine di Samoa, pomikanite di Tonga, nagapiry atau pitanga di Spanyol, menemene dan venevene dai Maori, Cook Islands.