Untuk mengejar akhirat, ibadah wajib saja tidak cukup. Banyak tabungan yang harus kita persiapkan untuk mengejar kehidupan kekal di alam selanjutnya nanti. Tidak hanya melakukan amalan wajib saja. Apalagi jika amalan wajib kita masih banyak yang bolong, dan kurang. Misalnya sholat yang harusnya dilakukan 5 kali dalam satu hari ternyata hanya terlaksana 4 kali saja. Atau misalnya lagi, puasa ramadhan yang seharusnya dilakukan sebulan penuh, tiba-tiba kita khilaf dan hanya berpuasa setengahnya saja. Tentu hal tersebut akan membuat tabungan amal kita compang-camping dimana-mana. Lalu apa yang bisa kita perbuat untuk menambal atau menambah amalan wajib kita? Cara paling mudah adalah dengan itikaf di masjid.
Bagaimana bisa itikaf di masjid dapat menambal amalan kita? Pasti semua penasaran kan? Untuk itu, simak ulasan berikut ini ya. Tidak ada salahnya kita saling belajar dan saling memberikan informasi agar dunia akhirat nanti tercapai dengan baik.
Mengenal Itikaf di Masjid
Itikaf merupakan salah satu amalan sunnah yang sebenarnya siapa saja bisa melakukannya. Namun pada kenyataannya, masih banyak yang melewatkannya. Mudahnya di pahami bahwa itikaf merupakan kegiatan berdiam diri di dalam masjid dengan niat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Meskipun itikaf adalah amalan sunnah namun hukumnya bisa menjadi wajib saat kita sudah lebih dulu bernadzar. Misalnya saja saat sakit dan tidak kunjung sembuh, kita memiliki nadzar jika sembuh nanti akan melakukan itikaf di masjid. Nah, hal yang demikian ini membuat hukum itikaf menjadi wajib dan harus segera dilaksanakan.

Dasar Pelaksanaan I’tikaf
Setiap ibadah dalam islam pasti memiliki dasar pelaksanaan perintah tersebut, baik itu ibadah wajib ataupun sunnah. Tidak terkecuali dengan I’tikaf. Kita dapat menemukan beberapa dalil yang berisi tentang kegiatan i’tikaf seperti dalam QS. Al-Baqarah:125. Dari dalil tersebut dijelaskan sekali bahwa i’tikaf wajib di lakukan di masjid. Dasar kedua terdapat dalam hadist yang di riwayatkan oleh Bukhari no. 2044 yang mana dalam hadits tersebut dijelaskan secara jelas bahwa perempuan pun diperbolehkan melakukan i’tikaf sebagaimana telah dilakukan oleh istri Rasulullah selepas kepergiannya dahulu.
Siapa Yang Boleh Beritikaf?
Mengenai siapa saja yang boleh melakukan itikaf, banyak pendapat menyatakan jika semua orang boleh melakukan ibadah tersebut baik laki-laki maupun perempuan. Semua orang yang telah memenuhi syarat sahnya sholat bisa melakukan itikaf tanpa ada batasan waktu. Jadi, beritikaf boleh dilakukan saat siang atau malam hari, sebentar atau lama tidak ada larangan. Perlu di perhatikan bagi wanita jika ingin melakukan itikaf harus memenuhi 2 syarat berikut :
- Meminta izin terlebih dahulu kepada suami
- Tidak menyebabkan fitnah atau godaan bagi lelaki lain. Maka hendaknya ketika seorang perempuan berniat melakukan itikaf harus benar-benar menutup auratnya dan tidak memakai wewangian.

Dimana Seharusnya Melakukan Itikaf?
Tempat yang diperbolehkan untuk melakukan itikaf adalah di Masjid dan bukan tempat lainnya. Itikaf di Masjid apa dan di mana saja di perbolehkan. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa itikaf harus dilakukan di masjid yang selalu di gunakan untuk sholat 5 waktu. Ada pula yang menyatakan harus dilakukan di masjid yang selalu digunakan utntuk sholat Jum’at berjamaah. Pendapat-pendapat tersebut muncul bukan tanpa alasan. Alasan itikaf harus di masjid yang di gunakan untuk sholat 5 waktu agar ketika waktu sholat datang bisa langsung ikut berjamaah. Begitupun dengan syarat mengapa harus dilakukan di masjid yang di gunakan untuk sholat Jum’at, tidak lain agar saat sholat Jum’at tiba bisa segera ikut menjadi makmum. Agar lebih aman ketika ingin melakukan itikaf sebaiknya cari saja masjid Jami’ yang biasanya di gunakan untuk jamaah sholat 5 waktu dan sholat Jum’at sekaligus.
Apa Saja Yang Bisa Dilakukan Saat Beritikaf ?
Ketika kita melakukan suatu ibadah apapun baik wajib ataupun sunnah, hendaknya diniatkan kepada Allah dan bukan mengharap pujian dari orang lain. Hal tersebut agar ibadah kita menjadi pahala bukan malah menjadi perkara. Lalu apa saja yang bisa kita lakukan saat mekakukan itikaf?
Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi ibadah tersebut, misalnya begitu masuk masjid segera lakukan sholat tahiyyatul masjid. Setelah itu bisa di lanjutkan dengan sholat sunnah, sholat tasbih ataupun sholat lail jika itikaf dilakukan saat malam hari. Kegiatan lain yang dianjurkan yaitu membaca dan memperdalam Al-Qur’an, menghafalnya malah akan lebih bagus. Melakukan kajian Hadist serta membaca buku-buku yang bermuatan agama juga akan bernilai. Memperbanyak berdzikir, bersholawat, dan berdoa kepada Allah merupakan amalan lain yang bisa dilakukan saat itikaf.
Waktu Terbaik Melakukan I’tikaf
Sebenarnya tidak ada batasan kapan itikaf boleh dilakukan, tetapi banyak pendapat ulama menyatakan jika waktu terbaik melakukan itikaf adalah saat bulan Ramadhan. Lebih tepatnya adalah saat 10 hari terakhir bulan Ramadhan, sama seperti yang di contohkan oleh Rasulullah SAW dahulu. Bahkan dalam hadist disebutkan bahwa pada tahun wafatnya Beliau Rasulullah SAW beritikaf selama dua puluh hari.

Hal-hal Yang Diperbolehkan Saat I’tikaf
Ketika melakukan i’tikaf, kita tidak bisa hanya asal melakukan tanpa ilmu. Kita harus memperhatikan mana yang boleh dan mana yang tidak diperbolehkan agar i’tikaf berjalan dengan lancar. Beberapa hal yang boleh dilakukan ketika beri’tikaf seperti, keluar masjid dikarenakan ada hajat yang harus dilakukan dan tidak bisa dilakukan di dalam masjid. Kegiatan yang tidak bisa dilakukan di dalam masjid misalnya makan atau minum. Mengantarkan orang yang kebetulan mengunjunginya hingga pintu masjid, seorang istri yang mengunjungi suaminya dan berdua-duaan. Bersuci di masjid seperti berwudhu atau mandi.
Penyebab Batalnya I’tikaf
Agar ibadah yang kita lakukan benar-benar bernilai dan tidak hanya sia-sia, baiknya memang harus mengenal terlebih dahulu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dalam beritikaf ada beberapa perkara yang harus dihindari agar i’tikaf sah dan sesuai dengan ketentuan. Berikut ini beberapa perkara yang dapat membatalkan i’tikaf :
- Keluar dari masjid tanpa ada kepentingan mendesak, misalnya ngopi dan ngobrol di warung dekat masjid, dan lain sebagainya.
- Bersetubuh dengan istri (Jima’), namun beberapa ulama berpendapat jika bercumbu tidak dengan nafsu atau hanya sekedar bertemu dan bercakap-cakap tidak akan membatalkan i’tikaf. Karena dahulupun Rasulullah pernah bertemu dengan istrinya dan sang istri menyisiri rambutnya.
Jadi, sebaiknya jika benar-benar berniat melakukan i’tikaf, maka janganlah melakukan hal-hal seperti yang telah di sebutkan di atas. Semua demi terlaksananya ibadah yang sah sesuai syariat dan bernilai pahala.
Keutamaan atau Manfaat I’tikaf
Semua ibadah yang diperintahkan untuk dilakukan pasti memiliki faedah tanpa terkecuali dengan ibadah I’tikaf atau berdiam diri dalam masjid. Ada banyak keutamaan atau manfaat dari i’tikaf misalnya:
- Terhindar Dari Maksiat
Orang yang melakukan i’tikaf umumnya akan terhindar dari perbuatan maksiat. Dengan beri’tikaf seseorang juga akan lebih mudah mendapatkan shaf pertama ketika berjamaah.
- Melatih Kesabaran
Tidak hanya terhindarkan dari maksiat, orang yang melakukan i’tikaf juga akan terlatih untuk menjadi pribadi yang lebih sabar. Selain itu, kita juga bisa lebih berlaku sederhana dan tidak hanya mementingkan hal duniawi saja.
- Media Perenungan dan Introspeksi Diri
I’tikaf dapat dijadikan sebagai media perenungan dan introspeksi diri atas apa yang telah kita perbuat selama ini. Ibadah tersebut dapat juga dijadikan sebagai sarana pelatihan agar sholat kita lebih khusyu, rutin serta berkelanjutan. Allah juga telah memberikan janji bahwa orang yang dengan ikhlas melakukan i’tikaf akan dijauhkan dari neraka jahannam sejauh tiga parit.

Rekomendasi Masjid yang Nyaman untuk Beri’tikaf
Saat melakukan ibadah pastinya seseorang membutuhkan tempat yang bersih dan juga nyaman. Nah beberapa masjid berikut bisa kamu gunakan untuk beri’tikaf :
- Daerah Surabaya
Apabila kamu ada di Surabaya, Masjid Agung Al-Akbar bisa menjadi pilihan. Selain karena bangunannya yang luas dan bersih, disana juga terdapat mukena, sarung dan Al-Qur’an gratis. Tempat wudhu serta toiletnya bersihdan banyak jadi tidak perlu khawatir lama menunggu saat akan menggunakan.
- Daerah Ibu Kota Jakarta
Dimana lagi pilihan masjid terbaik yang ada di Ibukota selain Masjid Istiqlal? Masjid yang tempatnya luas dan mampu menampung ribuan jamaah ini juga sangat bersih serta terawat. Tentunya kita akan merasa sangat nyaman disana lantaran fasilitasnya juga lengkap.
Cara Bersemangat Dalam Melakukan Itikaf di Masjid
Mengapa sejatinya kita harus itikaf? Ada banyak alasan memang, seperti yang bisa disebutkan di atas juga. Tapi sebenarnya satu hal yang mendasari rasa itikaf adalah rindunya kita akan Allah dan surganya. Seseorang yang rindu Allah tidak harus pandang usia. Semua orang bisa melakukannya. Yang jadi pertanyaan, bagaimana caranya? Untuk itu, simak ulasan berikut ini ya!
- Memahami pahalanya
Pahala itikaf sudah dijelaskan dalam ulasan diatas. Sebagai seorang muslim, apabila kita paham akan kewajiban kita beribadah, paham akan betapa berdosanya kita, serta paham tentang berapa pahal yang didapat, tentunya rasa rindu untuk itikaf akan selalu ada.
- Berteman Dengan Orang Shaleh
Ada pepatah yang mengatakan jika kita tidak bisa pilih-pilih teman. Tapi sejatinya ungkapan tersebut tidak benar lantaran teman akan membawa kita ke pergaulan yang akan mempengaruhi hidup ke depannya. Teman yang baik akan membawamu ke tempat yang baik, begitu pula sebaliknya.
- Nyaman Dalam Beribadah
Faktor kenyamanan bisa dibilang menjadi faktor penentu. Kita tentu tidak akan nyaman itikaf di masjid yang lingkungannya bising. Oleh karena itu, pilihlah masjid yang kamu sukai. Nah, bagi kamu pengurus masjid, tentunya kenyamanan jamaah harus menjadi prioritas. Oleh karena itu, tidak ada salahnya lho kamu memperhatikan fasilitas masjid, misalnya saja karpetnya. Jika kamu ingin mencari karpet berkualitas, silahkan saja mengunjungi situs jual karpet masjid Jakarta.
Demikianlah ulasan mengenai itikaf di masjid. Semua amalan atau ibadah sesungguhnya mengandung nilai pahala, tergantung niat kita. Ketika niat kita lilla hita’ala ibadah karena Allah dan hanya kepada Allah, Insyallah ibadah akan terasa mudah dan bernilai pahala. Namun, sebaliknya ketika niat ibadah dari awal sudah salah misalnya mau beribadah agar di puji maka sia-sia lah yang akan di dapat. Jadi, sebaiknya perbaiki dan luruskan niat kita dahulu ya saat ingin beribadah. Tanamkan pada diri kita bahwa ibadah adalah kebutuhan kita yang wajib dipenuhi agar semangat selalu membara. Nah, sekian dulu penjelasan mengenai salah satu ibadah sunnah yang bernama i’tikaf. Semoga bermanfaat ya.